Minggu, 12 April 2009

HSG - histerosalpingografi

HSG - merupakan prosedur yang dilakukan untuk mengetahui apakah ada sumbatan pada tuba falopii. Prosedur ini dilakukan dengan menyuntikan zat kontras (akan beri warna putih pada foto) pada rahim kemudian di tembak dengan sinar Rontgen sehingga memperlihatkan 'spil' atau muntahan dari tuba. Bila terdapat muntahan berarti tuba falopii tersebut normal (http://www.tanyadokter.com/discussion-topic.asp?zona=DISC&discussionID=845&discussionTypeID=4)

HSG dilakukan dengan menyemprotkan cairan yang mengandung zat kontras ke dalam rongga rahim melalui vagina. Kemudian dilakukan foto rontgen hingga akan terlihat apakah zat kontras tersebut masuk ke dalam saluran telur atau tidak. Bila masuk, berarti bebas dari perlekatan atau penyumbatan yang dalam istilah medis disebut paten. Sebaliknya bila zat kontras tidak dapat memasuki saluran telur, berarti ada penyumbatan yang lebih dikenal dengan istilah saluran telur nonpaten.

Hanya saja pemeriksaan khusus ini tidak dapat dilakukan sembarang waktu. Waktu pemeriksaan yang tepat adalah hari ke-9, ke-10 atau ke-11 dalam siklus haid (dihitung sejak hari pertama mendapat haid). Umumnya saat memasuki hari ke-9, haid telah selesai dan belum terjadi ovulasi (dilepaskannya sel telur dari indung telur).

Mengapa harus dilakukan setelah haid selesai? Ini dimaksudkan agar cairan kontras tadi tidak ikut masuk ke pembuluh darah yang saat menstruasi dalam keadaan terbuka. Kalau samptai ikut masuk dikhawatirkan akan menyebabkan penyumbatan di pembuluh darah. Pemilihan hari-hari yang diasumsikan belum terjadi ovulasi sebagai hari pemeriksaan pun bertujuan agar tidak mengganggu sel telur yang akan dilepaskan oleh indung telur. Memasukkan cairan yang mengandung zat kontras ke dalam saluran telur dikhawatirkan dapat memengaruhi kualitas sel telur.

Secara teknis, pelaksanaan HSG biasanya menimbulkan rasa nyeri dan tak nyaman karena cairan yang mengandung zat kontras tadi disemprotkan melalui vagina. Akan tetapi bila yang bersangkutan merasa takut, dapat dilakukan pembiusan lokal guna mengurangi rasa nyeri
(http://bibilung.wordpress.com/2007/09/10/hsg-deteksi-awal-penyumbatan-saluran-telur/).

Tes ini gue lakuin di RS. St Carolus dengan dr. Iwan Ekayuda. Gue di tes tgl 15 Juni 2006, harganya Rp 300,000. Rasanya endaaaanggggggggggggg banget. Kaya pas hari pertama menstruasi. Sebelumnya gue udah diinfo sama Mutiara - teman, kalo bakalan begitu rasanya jadi udah prepare. Sebelum di rontgen disuruh minum obat anti nyeri/anti muntah dulu sama susternya. Abis itu ganti baju untuk rontgen (which is g musti telenji.... :P ) dan tiduran di meja besi. Ngeliat alatnya aja guede guede banget.. kaya ada suntkan dari besi di hasil fotonya. Buat gue semua itu masih standar rasanya secara kalo mens hari pertama juga suka sakit tapi yg ga nahan tuh seteleh proses rontgen nya selesai, dokternya mengoleskan betadine di vagina dengan mengunakan kasa.... itu rasanya ga enak bangetttttt. Dokternya bilang baru ini ada pasiennya habis di HSG langsung bisa jalan, biasanya kan nunggu dulu sampe 15menitan. Bisa jalan sih bisa jalan tapi jalannya sambil ngengkang-ngengkang .... hihihihi sangking sakitnya tuh kasa.

Hasilnya : Cavum uteri normal. Kedua tuba patent dengan peritoneal spill kanan kiri.

Menurut dokter gue, hasil ini okeh banget soalnya makin sedikit komentar dari dokter radiolog nya makin bagus hasilnya kalo makin banyak komentar berarti banyak kurangnya.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

endang apa maksudnya ya? huehuehue...

Intania Karinz mengatakan...

Hetty kus endang mereun hihihihihi